Capaian di 2018 dan Peta Persaingan Pasar Smartphone di 2019

Kamis, 10 Januari 2019 • 12:36

Tahun 2018 sudah berlalu. Banyak hal yang penting untuk diingat soal bagaimana para pabrikan smartphone berstrategi demi meraup pangsa pasar. Bukan hanya fitur, tetapi sisi estetik menjadi begitu penting di tahun lalu.

Desain layar dengan takik atau notch menjadi salah-satu faktor penting bagi produk smartphone. Dari yang berbentuk melebar dan ada juga yang hanya setitik. Desain notch menjadi pilihan bagi para pabrikan untuk mengedepankan fitur layar yang lebih luas. Ukuran rasio ke bodi smartphone tiba-tiba menjadi dagangan penting di tahun lalu dan bahkan hingga tahun ini.

Tidak sampai disitu, para pabrikan juga meracik tampilan baru dengan penggunaan layar infinity-O-display atau singkatnya layar bolong. Lagi-lagi desain ini diciptakan untuk meletakkan kamera depan yang seakan menyatu dengan layar, sehingga tampak bagian depan seperti layar penuh.

Evolusi desain smartphone juga merambah ke segmen flagship. Demi mengedepankan tampilan layar penuh, desain geser (slider) kembali muncul. Dipelopori oleh Oppo, lewat Find X lalu kemudian menjadi inspirasi beberapa pabrikan lain yang berhasil menciptakan desain segar smartphone layar penuh sebagai alternatif penggunaan notch sebagai wadah kamera depan.

Sementara untuk kemampuan kamera kini tidak lagi mengedepankan berapa besar piksel yang bisa dihasilkan, tetapi para pabrikan menawarkan kemampuan kamera dengan berbagai mode foto. Misalnya bokeh, black and white, wide angel dan zoom. Sehingga penggunaan dual kamera seakan menjadi standar baru smartphne di 2018. Bahkan untuk menghasilkan berbagai mode pemotretan, bukan hanya dua kamera, tapi tiga hingga empat kamera. Seperti yang ditawarkan oleh Huawei dan Samsung.

Samsung Masih Merajai, Huawei dan Xiaomi Capai Target

Data terakhir yang dirilis terkait pengiriman smartphone di 2018 adalah data periode kuartal ketiga. Untuk kuartal terakhir (Oktober-Desember) kemungkinan akan muncul beberapa bulan mendatang. Salah-satu perusahaan periset pasar International Data Corporation (IDC) merilis bahwa pada kuartal ketiga 2018 pengiriman smartphone global mencapai 355 juta unit.

Lima besar vendor smartphone di dunia berdasarkan pengiriman, pangsa pasar dan pertumbuhan pada kuartal kedua 2018. (IDC)

Samsung masih menjadi raja smartphone global dengan volume 72,2 juta. Namun, Huawei, yang memiliki penjualan 52 juta unit, menikmati pertumbuhan mengesankan 32,9% per tahun, jauh lebih baik dari pertumbuhan rata Apple. Bahkan, meski Samsung merajai, tapi faktanya pabrikan asal Korea itu mengalami penurunan 13,4% dibanding kuartal yang sama tahun sebelumnya.

Huawei juga berhasil mengambil posisi Apple di peringkat kedua. Belum lama ini perusahaan berlogo bunga lili merah itu juga merayakan keberhasilannya mencapai target pengiriman 2018 yang mencapai 200 juta unit.

Begitu juga Xiaomi, tahun 2018 lalu perusahaan yang baru berumur 8 tahun itu memasang target pengiriman 100 juta unit. Xiaomi pun berhasil mencapai target tersebut di bulan ke-10 (Oktober). Menurut Mydrivers News (via Phonearena), target tersebut sudah tercapai pada 26 Oktober. Artinya, telah tercapai 2 bulan lebih cepat dari jadwal.

Kabar tersebut disampaikan oleh Lei Jun, pendiri Xiaomi, di pusat teknologi Zhong Guan Cun di Beijing pada tanggal 2 November lalu. Daerah tersebut, dikenal sebagai Silikon Valley-nya Cina, yang juga tempat Xiaomi didirikan pada 2010.

Mengingat Xiaomi mengirimkan rata-rata 10 juta perangkat per bulan, ada kemungkinan bahwa pabrikan tersebut bisa dengan mudah mencapai 120 juta unit pada akhir tahun. Ini bukan prestasi kecil, terutama mengingat fakta bahwa pasar smartphone global sekarang dianggap “dalam masa resesi”.

Prediksi pasar smartphone 2019

Persaingan smartphone di 2019 jelas akan semakin ketat. Sudah bisa dipastikan, masing-masing vendor akan berstrategi demi mengantisipasi persaingan. Samsung, yang kian disusul oleh vendor asal Cina, tentu sudah menyiapkan strategi baru jika tidak ingin ditikung oleh Huawei.

Kepala pisi mobile Samsung, DJ Koh, selama wawancara dengan CNBC seperti dikutip PULSA dari DigiTimes (27/12), menunjukkan bahwa Samsung akan merilis lebih banyak smartphone entry-level dan mid-range yang juga akan menampilkan teknologi sidik jari terbaru dan teknologi AI.

Ini menunjukkan bahwa Samsung akan mengalihkan lebih banyak perhatian kepada seri S dan Note atau seri high-end ke perangkat entry level dan menengah yakni seri A dan J. Perubahan ini dimaksudkan untuk melawan strategi pabrikan smartphone yang berbasis di Cina dalam merilis model dengan rasio harga dan performa tinggi.

Alasan lain untuk perubahan ini adalah karena pasar negara berkembang dan generasi milenium secara bertahap menjadi kekuatan utama konsumsi smartphone. Teknologi terbaru Samsung seperti pengenalan sidik jari dan tiga kamera, yang diperkirakan akan hadir dalam Galaxy S10 mendatang, juga diperkirakan akan muncul pada seri A-nya yang menargetkan sektor entry-level dan mid-range, sebuah langkah yang diharapkan oleh vendor yang berbasis di Korea itu. untuk membantu mempertahankan pangsa pasar yang tinggi dan pengakuan merek yang kuat pada generasi milenial.

Namun, perubahan strategi bukan hanya tentang spesifikasi, tetapi juga tentang fungsionalitas baru, yang dengannya Samsung dapat mempertahankan pasarnya terhadap vendor yang berbasis di Cina. Ambil contoh smartphone Xiaomi yang diproduksi oleh Foxconn misalnya. Ponsel Xiaomi dilengkapi dengan prosesor Qualcomm Snapdragon 845, 8GB RAM, 256GB ROM penyimpanan dan baterai 4000mAh – spesifikasi yang agak mirip dengan Samsung Galaxy Note 9. Namun harga perangkat Xiaomi hanya setengah dari Samsung.

Kiprah smartphone Cina di 2019

Menurut DigiTimes Research, empat vendor smartphone terkemuka Cina (Huawei, Xiaomi, Oppo, dan Vivo) diperkirakan dapat mempertahankan kepemimpinan mereka di pasar domestik pada 2019, karena menurut sumber industri mereka akan terus meningkatkan daya saing di smartphone kelas menengah ke atas.

Ke-empat vendor tersebut menyumbang lebih dari 80% dari total pengiriman smartphone di Cina pada tahun 2018, dan mereka diperkirakan berada di daftar peringkat 10 vendor top dunia pada tahun itu, kata sumber tersebut.

Masih menurut DigiTimes Research, secara global, Samsung, Apple, Huawei dan Xiaomi kemungkinan akan menjadi empat besar vendor smartphone pada 2019, dengan masing-masing pengiriman lebih dari 100 juta unit. Sementara Oppo dan Vivo mungkin akan mengalami penurunan pengiriman pada tahun 2019 tetapi masih cukup bagi mereka untuk tetap berada di posisi kelima dan keenam dengan pengiriman mencapai hampir 90 juta dan 70 juta unit.

Dari informasi dari rantai pasokan handset, DigiTimes Research juga memperkirakan bahwa pengiriman smartphone global tidak mungkin mencapai tonggak sejarah lebih dari 1,5 miliar unit pada tahun 2019, karena teknologi 5G masih belum bisa memacu permintaan.

Namun, pengiriman smartphone akan kembali mendapatkan momentum pada 2020 karena dimulainya operasi komersial jaringan 5G oleh operator di seluruh dunia akan mulai membangkitkan minat penggantian smartphone 5G.

Pengiriman smartphone global akan mencapai lebih dari 1,5 miliar unit pada 2020 dan 1,7 miliar unit pada 2023, kata DigiTimes Research. (*) isk/berbagai sumber

https://m.tabloidpulsa.co.id/blog/37101-capaian-2018-dan-persaingan-2019